, Mataram - Penjualan semen Tiga Roda sepanjang kuartal pertama 2018 alami perlambatan. Bila pada periode yang sama tahun 2017 penjualan semen Tiga Roda sampai 317 ribu ton, kesempatan ini alami penurunan 3.000 ton atau jadi 314 ribu ton. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (ITP), produsen semen Tiga Roda, mendapatkan 54,3 % market share semen di Indonesia.
Senior Operating Officer ITP Rizki Dini hari menerangkan keadaan penjualannya pada saat buka puasa di Mataram, Kamis malam, 24 Mei 2018. ''Tahun lalu keadaan penjualan lebih baik. Tetapi Indocement masih pimpin pasar penjualan,'' tuturnya.
Penurunan penjualan semen diakui mengingat kesempatan ini hadapi bulan puasa serta mendekati Lebaran, tidak hanya terdapatnya hujan, hingga pekerjaan konstruksi melambat. Rizki mengaku jika sebetulnya keadaan penjualan 2-3 tahun paling akhir ini alami penurunan di Indonesia.
Rata-rata produksi semen di Indonesia sampai 90-95 juta ton. Sedang mengonsumsi semen 60-65 juta ton. Tetapi dia masih mengharap perkembangan penjualan semen Tiga Roda dapat sampai 6-8 %.
Di Nusa Tenggara Barat, penjualan semen Tiga Roda tahun 2017 sampai 1,145 juta ton atau mendapatkan market share 55,3 %.
Tidak hanya keadaan penjualan, sesudah berlangsungnya rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), Selasa, 22 Mei 2018, ITPmeluncurkan jika keseluruhan mengonsumsi semen domestik Indonesia naik 6,6 % dibandingkan tahun kemarin.Volume penjualan semen domestik ITP tumbuh sebesar 9,6 % serta market share ITP tumbuh jadi 26,4 % di kuartal pertama 2018 dibanding dengan kuartal pertama 2017, yakni 25,6 %.
Penghasilan neto naik cuma 1,9 % dari Rp 3.376,4 miliar jadi Rp 3.439,5 miliar sebab penurunan harga jadi efek kompetisi yang ketat, khususnya di home market dalam rencana menjaga market share. Mengenai laba bruto alami penurunan 15,2 % jadi Rp 986,8 miliar (tahun kemarin Rp 1.163,9 miliar).
Efek dari kenaikan beban inti penghasilan bisa dialokasikan khususnya ke beban bahan bakar serta listrik sebesar Rp 172,5 miliar, yang mengakibatkan penurunan lebih jauh dari margin laba bruto ITP jadi rekor paling rendah sebesar 28,7 %.
Laba usaha untuk tiga bulan pertama tahun ini turun 52,6 % atau Rp 263,1 miliar jadi Rp 236,7 miliar (tahun kemarin Rp 499,8 miliar). Margin laba usaha turun jadi 6,9 %. Lebih jauh, EBITDA turun sebesar 27,7 % dari Rp 775 miliar jadi Rp 560,1 miliar pada triwulan pertama 2018, mencerminkan penurunan margin jadi 16,3 %, yang rekor paling rendah.
Ongkos pengangkutan yang tambah tinggi pada triwulan pertama 2018 dikarenakan oleh reparasi serta perawatan besar pabrik di Tarjun yang mengakibatkan ITP harus mengirim semen dari Citeureup untuk penuhi keinginan pasar di Kalimantan, Sulawesi, serta Indonesia Timur. Pabrik di Tarjun telah kembali bekerja normal. Keseluruhan pendapatan mendalam periode berjalan turun 46,0 % dari Rp 491,6 miliar jadi Rp 265,2 miliar.
Baca berita tentang semen yang lain di .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar